Selasa, 17 November 2015

Entah Apa

Aku bagaikan air hujan yang turun basahi bumi. Tak ada tujuan nyata, namun sudah jelas tanah akhir dari jatuhnya.
Aku bagaikan bola yang tak tahu kemana arah kan membawa, namun sudah jelas bumi tempat menapakkan jejak.
Aku bagaikan lilin yang kan habis dan padam, namun sudah jelas menjadi sang penerang di antara kegelapan.

Namun ..
Nyatanya aku adalah sebuah kertas yang entah kan kau baca atau malah kau lewati. Entah kan kau tulisi atau malah kau ludahi.

Meski fanah setidaknya pernah nyata. Meski tak saling menyapa setidaknya mata pernah terarah dalam makna. Meski semu setidaknya pernah berpacu dalam waktu.

Hingga akhirnya terlupa akan keinginan tuk tetap menyatu, keinginan tuk tetap tumbuh, dan keinginan tuk tetap ada dalam kehangatan yang tak semu.

Biarlah jika memang tak dapat tuk tunjukkan bahwa kita mampu. Sebab tak kan sanggup tuk paksakan cinta yang telah hilang ditutup debu. Cinta yang telah sirna ditelan sang cahaya. Cahaya yang lebih indah, lebih hangat dan menggoda.

Tiba saat tak terduga. Akan ada rasa kecewa atas apa yang terasa. Ada rasa sesal atas keputusan dikala hati selalu menyangkal.

Namun nyamannya entah mengapa. Kupikir ku gila namun inilah fakta. Hanya dengan menatap senyum nan indah mampu buatku hilangkan fakta bahwa sesungguhnya aku tak bahagia. Bahwa sesungguhnya hanya cintamu lah yang mampu hilangkan rasa goyah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar